2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh
banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah
bangku secara resmi dan popular menjadi bank.
Bank termasuk perusahaan industri jasa karena
produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian
bank menjadi jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang
dikemukakan para penulis sebagai berikut:
1. Undang-
undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah
dengan Undang-undang No 10 Tahun 1998:
·
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
·
Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
·
Bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
·
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Sementara Pierson (2007) memberikan definisi “Bank is a company which accept credit, but didn’t give credit”
(Bank adalah usaha yang menerima kredit, tetapi tidak memberikan kredit). Teori
Pierson ini menyatakan bahwa bank dalam opersionalnya hanya bersifat pasif
saja, yaitu hanya menerima titipan uang saja.
Menurut Verryn Stuart (2007) Bank adalah badan usaha yang wujudnya
memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang
diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru
kertas atau logam.
Menurut B.N Ajuha (2007) Bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak
dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya
lebih produktif untuk keuntungan masyarkat. Bank juga berarti saluran untuk
menginvestasikan tabungan secara aman dan dengan tingkat suku bunga yang
menarik.
Menurut H. Malayu S. P. Hasibuan (2007) Bank adalah lembaga keuangan
berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset
keuangan serta bermotifkan profit dan juga social, jadi bukan hanya mencari
keuntungan saja.
2.1.2 Pentingnya Bank
Bank sangat penting dan berperan untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah:
1. Pengumpul
dana dari SSU dan penyalur kredit kepada SSU
2. Tempat
menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat
3. Pelaksana
dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis dan ekonomis.
4. Penjamin
penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C
5. Penjamin
penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi
2.1.3 Asas, Fungsi, dan tujuan Perbankan Indonesia
Dalam
pasal 2, 3, dan 4 UU No. 7 Tahun 1992 sebagimana telah diubah dengan UU No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan, dinyatakan asa, fungsi, dan tujuan sebagai
berikut:
a. Asas
Perbankan Indonesia
dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
b. Fungsi
Fungsi utama perbankan
adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.
c. Tujuan
Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatanb
rakyat banyak.
Dalam melaksanakan asas demokrasi ekonomi, industri perbankan
Indonesia harus menghindarkan diri dari cirri-ciri negatif yang dinyatakan
dalam GBHN yaitu:
1. Sistem
free fight liberalism yang
menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain.
2. Sistem
etatisme dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta
mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi swasta.
3. Pemusatan
kekuatan industri perbankan pada satu kelompok yang merugikan masyarakat.
2.1.4 Usaha Pokok Bank
Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang
menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama
dengan cara memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan
peredaran uang (Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia-LPPI).
Bank pada dasarnya merupakan perantara SSU dengan
DSU, usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu:
2.1.4.1 Denomination Divisibility
Artinya bank menghimpun dana dari SSU
yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya
akan sangat besar. Dengan demikian, bank dapat memenuhi permintaan DSU yang
membutuhkan dana tersebut dalam bentuk kredit.
2.1.4.2 Maturity Flexibility
Artinya
bank dalam menghimpun menyelenggarakan bentuk-bentuk simpanan yang bervariasi
jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, rekening koran, deposito
berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan dan sebagainya.
2.1.4.3 Liquidity Transformation
Artinya
dana yang disimpan oleh penabung (SSU) kepada bank umumnya bersifat likuid.
Karena itu, SSU dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk
tabungannya.
2.1.4.4 Risk Difersification
Artinya
bank dalam menyalurkannya kredit kepada banyak pihak atau debitur dan
sector-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga resiko yang dihadapi bank
dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil.
2.2 Laporan
Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan (Zaki Baridwan, 2004:17).
Laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2004:105). Laporan keuangan
dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.
PSAK
No. 1 (Revisi 1998) tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan
keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1.
Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2.
Laporan laba rugi, yaitu laporan yang
menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu periode akuntansi.
3.
Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan
yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah awal periode menjadi
jumlah ekuitas pada akhir periode.
4.
Laporan arus kas (cashflow statement), menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang
dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
5.
Catatan atas laporan keuangan.
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Di
dalam Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) No. 1 dinyatakan
bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:
a.
Berguna bagi investor dan kreditur yang
ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk
investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b.
Dapat membantu investor dan kreditur
yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu,
dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal
dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan,
pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.
c.
Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari
suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut, dan pengaruh dari
transaksi-transaksi kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi
sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan
atau penyusunan laporan keuangan, Kasmir (2010:87),
yaitu:
1.
Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2.
Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3.
Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4.
Memberikan informasi tentang jumlah
biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu.
5.
Memberikan informasi tentang perubahan
yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
6.
Memberikan informasi tentang kinerja
manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7.
Memberikan informasi tentang catatan
atas laporan keuangan
8.
Informasi keuangan lainnya.
2.2.3 Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2004:120) para pemakai laporan
keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari penjelasan berikut:
1.
Pemegang saham
Mengetahui
kondisi keuangan perusahaan, asset, hutang, modal, hasil, biaya, dan laba. Juga
ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan
amanah. Mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per
saham, jumlah laba yang ditahan, perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu,
dan perbandingan antara
usaha
sejenis dan perusahaan lainnya. Dari informasi ini pemegang saham
dapat
mengambil keputusan apakah akan mempertahankan sahamnya, menjual, atau
menambahnya. Semua tergantung pada kesimpulan yang diambil dari informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan atau informasi tambahan lainnya.
2. Investor
Penanam
modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
3. Karyawan
Karyawan
dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
4. Pemberi
pinjaman
Tertarik
dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pemasok
dan Kreditur usaha lainnya.
Dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan
pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
6. Pelanggan
Para
pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang,
atau tergantung pada perusahaan.
7. Pemerintah
Pemerintah
dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
8. Masyarakat
Perusahaan
mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat
memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.2.4 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Isi
dan susunan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode
adalah:
1. Neraca
Neraca
atau laporan posisi laporan keuangan (balance
sheet or Statement of Financial Position) adalah laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan ini
ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah
kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata lain, aktiva adalah
investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan
untuk investasi tersebut.
2. Laporan
Laba Rugi
Laporan
laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Laporan laba
rugi merupakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan
dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu
periode.
3. Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan
yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara model awal saat perusahaan
didirikan dengan modal akhir suatu perusahaan, dengan cara menghitung atau
menambahkan modal awal dengan laba (jika perusahaan mendapatkan laba) yang
didapat yang telah dikurangi “prive” (pengambilan uang kepentingan
pribadi, jika ada) yang hasilnya akan menambah modal awal, atau bisa juga
dengan mengurangi modal awal dengan rugi (jika perusahaan mengalami kerugian)
yang ditambah dengan “prive” yang hasilnya akan mengurangi modal awal.
4.
Laporan Arus Kas
Laporan
arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam
aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
2.2.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan
keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1.
Cukup Berarti (Materilality)
Pada
dasarnya akuntansi itu disusun diatas landasan dasar teori yang akan diharapkan
untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu.
Transaksi yang jumlahnya cukup besar diperlakukan sesuai dengan teori, tetapi
untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan tidak akan mempengaruhi pos-pos lain
bias diperlakukan menyimpang. Suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup
berarti jika karena adanya dan sifatnya akan mempengaruhi atau menyebabka
timbulnya perbedaan dalam pengambilan keputusan, dengan mempertimbangkan
keadaan-keadaan lain yang ada.
2.
Konservatif
Merupakan
sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif
dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif tersedia
maka sikap konservatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat
aktiva dan pendapatan terlalu besar.
3.
Sifat Khusus Suatu Industri
Industri-industri
yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lain-lain sering
kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industry lainnya.
Menurut
PAI sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
1.
Laporan keuangan bersifat historis,
yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan
keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan keuangan bersifat umum, dan
bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak
luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4.
Akuntansi hanya melaporkan informasi
yang materiil. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta
atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan
pengaruh yang materiil terhadap kelayakan laporan keuangan.
5.
Laporan keuangan bersifat konservatif
dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan
yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif
yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6.
Laporan keuangan lebih menekankan pada
makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya.
7.
Laporan keuangan disusun dengan
menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami
bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.
Adanya berbagai alternatif metode
akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran
sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9.
Informasi yang bersifat kualitatif dan
fakta yang tidak dapat dikauntifikasikan umumnya diabaikan.
2.3 Pengertian
Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) didefinisikan
secara umum sebagai laba yang tertinggal setelah dikurangi biaya modalnya (cost of capital). Stewart (Utomo,
1999:36) menyatakan:”Economic Value Added
(EVA) is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating
profits generated in the business”. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang
diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya pada periode tertentu.
Pengertian
EVA menurut S.David Young & Stephen
F. O’Byrne adalah tolok ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan
antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal (S.David Young & Stephen F. O’Byrne,
2001:831).
Dari
beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan jumlah uang yang diciptakan
oleh perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari Net Operating After Tax (NOPAT) yang menggambarkan pengembalian
atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.
Konsep
EVA/Nilai Tambah Ekonomis merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja
perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi para penyandang dana.
Tidak seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri
tanpa perlu dianalisa perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat
analisa kecenderungan/trend. Nilai Tambah Ekonomis positif jika pengembalian
yang dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian yang diinginkan
investor. Sedangkan Nilai Tambah Ekonomis negatif menandakan bahwa nilai
perusahaan berkurang sehingga tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah
daripada tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor, yang berarti
perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal.
2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Economic
Value Added (EVA)
Kelebihan Economic Value Added (EVA), antara lain:
1.
Bermanfaat sebagai penilai kinerja yang
berfokus pada penciptaan nilai (value
creation) membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian dari pada biaya modal.
2.
Manajemen dipaksa untuk mengetahui
berapa the true cost of capital dari
bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal
sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas.
3. Nilai
Tambah Ekonomis fokus penilaian kerja perusahaan pada penciptaan nilai yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan dan meningkatkan nilai pemegang saham. Sehingga
para manajer akan berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham. Manajer
memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimkan
tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat diminimumkan.
4. Nilai
Tambah Ekonomis dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan
pengembalan yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Proyek yang memberikan
nilai sekarang dari total Nilai Tambah Ekonomis yang positif menunjukkan bahwa proyek
tersebut menciptakan nilai perusahaan.
Selain kelebihan yang dimiliki Nilai
Tambah Ekonomis, Nilai Tambah Ekonomis juga mempunyai beberapa kelemahan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Nilai
Tambah Ekonomis hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.
Seperti diketahui nilai suatu perusahaan adalah merupakan akumulasi Nilai
Tambah Ekonomis selama umur perusahaan. Dengan demikian, bisa saja suatu
perusahaan memiliki Nilai Tambah Ekonomis positif pada tahun yang berlaku,
tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena Nilai Tambah Ekonomis dimasa
mendatang negative.
2. Proses
perhitungan Nilai Tambah Ekonomis memerlukan estimasi atas biaya modal dan
estimasi ini terutama untuk perusahaan-perusahaan yang belum go public sulit
dilakukan dengan tepat.
3. Dalam
perhitungan Nilai Tambah Ekonomis masih disasarkan pada laporan keuangan yang
memungkinkan dapat direkayasa pembukuannya untuk mendapatkan Nilai Tambah
Ekonomis yang positif.
2.3.2 Tahapan Nilai Tambah Ekonomis
Langkah-langkah dalam menghitung Nilai
Tambah Ekonomis adalah:
·
Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Net Operating Profit After Tax
(NOPAT) jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah keuntungan bersih
operasi setelah pajak. Namun pengertian NOPAT yang lebih tepat adalah laba
bersih yang telah disesuaikan sehingga laba tersebut tidak memperhitungkan
biaya bunga lagi.
NOPAT
: Laba bersih setelah pajak + biaya bunga .......................... (1)
·
Menghitung Invested Capital (IC)
Invested Capital adalah
jumlah investasi dalam bentuk asset yang berhubungan dengan kegiatan atau
aktivitas operasional perusahaan. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah
modal ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang
yang menanggung bunga utang dan kewajiban jangka panjang lainnya.
IC
: Kas + Modal Kerja + Aktiva Tetap ......................................... (2)
·
Menghitung Weight Average Cost of Capital (WACC)
WACC
sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal utang jangka pendek, utang
jangka panjang dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi
relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.
WACC
: {D rd (1-Tax)} + (E re) .............................................. (3)
a.
Identifikasi Tingkat Modal Dari Hutang
(D)
D
: .............. (3.1)
b.
Identifikasi biaya hutang ()
: ..................................................................... (3.2)
c. Menentukan
Persentase Pajak Pengahasilan (t)
T : ............................................................... (3.3)
d.
Menentukan tingkat Modal Dari Ekuitas (E)
E
: .......................................................... (3.4)
e. Menghitung
Cost of Equity ()
re
: ................................................................................... (3.5)
·
Menghitung Capital Charge (CC)
CC
: WACC (4)
·
Menghitung Nilai Tambah Ekonomis
EVA
: NOPAT-Capital Charge .................................................. (5)
2.4 Pengertian
Market Value Added (MVA)
Young & O’Byrne
(2001:26) menyatakan bahwa Market Value
Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk
ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan.
MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar
per lembar saham (stock price per share)
dan nilai buku per lembar saham (book
value per share). Nilai pasar adalah nilai perusahaan. Yakni jumlah nilai
pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada
tanggal tertentu. MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan
mendapatkan angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. Semakin besar
MVA, semakin baik. MVA yang negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan
manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal,
yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan (Young, 2001:27).
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan
sumber-sumber yang sesuai.MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur
seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya atau
MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.
2.4.1 Kelebihan
dan Kekurangan Market Value Added
(MVA)
Kelebihan Market Value
Added (MVA) menurut Zaky dan Ary (2002:139), MVA merupakan ukuran tunggal
dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industry sehingga bagi pihak manajemen dan
penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangakan
kelemahan MVA adalah, MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja.
2.4.2 Tahapan
Nilai Tambah Pasar
Rumus untuk mencari Nilai MVA adalah
:
MVA = nilai pasar – modal yang
diinvestasikan
MVA = (nilai pasar dari ekuitas+nilai
pasar dari utang+bunga minoritas)-(modal yang diinvestasikan).
·
Menghitung nilai pasar dari ekuitas (MV of Equity)
MV
of Equity = (harga saham akhir tahun buku perusahaan) X (jumlah saham
yang beredar pada periode tersebut).
·
Menghitung nilai pasar dari utang
Nilai pasar dari utang
dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh
perusahaan namun jika tidak tersedia kita dapat menggunkan nilai buku dengan
asumsi bahwa analisis diluar perusahaan akan lebih mengandalkan nilai buku dari
hutang.
·
Menghitung bunga minoritas
Nilai bunga minoritas
dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan.
·
Menghitung modal yang diinvestasikan
Modal yang diinvestasikan dapat dihitung
dengan menjumlahkan jumlah hutang jangka pendek, pinjaman bank/sewa guna
usaha/obligasi jangka panjang, kewajiban pajak tangguhan, kewajiban jangka
panjang lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan serta
ekuitas.
2.5 Hubungan
EVA dan MVA
EVA dan MVA memiliki hubungan tetapi hubungan antara EVA dan MVA
merupakan hubungan yang tidak langsung. Jika pada perusahaan memiliki sejarah
EVA yang bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga. Harga
saham yang merupakan unsur utama MVA, lebih tergantung pada ekspektasi kinerja
di masa mendatang dari pada suatu kinerja historis oleh sebab itu, sebuah
perusahaan dengan sejarah nilai EVA negatif dapat saja memiliki MVA yang
positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah
di masa mendatang.
Ketika EVA atau MVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
sebagai bagian dari program kompensasi intensif, EVA adalah ukuran yang umum
digunakan. Alasan pertama, EVA menunjukkan nilai tambah yang terjadi selama
suatu tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sepanjang
hidupnya, bahkan mungkin termasuk masa-masa sebelum manajer yang ada sekarang
dilahirkan. Kedua, EVA dapat diterapkan pada masing-masing divisi atau
unit-unit yang lain dari sebuah perusahaan besar, sedangkan MVA harus
diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan (Brigham&Weston, 2006:70).
Menurut Warsono
(2003:49), MVA perusahaan selama periode tertentu, secara teoritis dapat
didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh EVA dimasa mendatang yang
diharapkan (expected fulure EVA). Ini
berarti MVA merupakan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan EVA dimasa yang
akan datang yang diharapkan. Berdasarkan definisi ini, jika investor
mengharapkan EVA nol pada satu tahun yang akan datang, maka mereka mengharapkan
tidak ada nilai yang diciptakan, sehingga saham akan dijual pada nilai bukunya.
Saham akan dijual di atas nilai bukunya. Jika investor mengharapkan EVA positif
dan sebaliknya saham akan dijual di bawah nilai bukunya jika EVA yang
diharapkan negatif.
2.6 Penelitian
Terdahulu
1. Sahala Ian Patra Napitupulu (2007)
meneliti tentang “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada tiga Tiga Emiten Terbaik
2006”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tiga emiten terbaik 2006
telah memperhatikan sepenuhnya kepentingan para shareholder yang tercermin dari nilai EVA dan MVA yang sellau
bernilai positif.
2. Muhammad Fajar Wahyudi (2009) meneliti
tentang “ Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Periode Tahun 2005-2007
Studi Pada PT. Telekomunikasi Inonesia Tbk. Hasil dari penelitian ini didapat
EVA dan MVA PT. Telkom bernilai positif. EVA yang positif menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan yang efektif dan efisien. MVA
yang positif menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mampu menghasilkan kekayaan
bagi investor dan perusahaan. Dalam mewujudkan tujuan perusahaan yaitu menjadi
penyedia jasa infokom terkemuka dikawasan regional dan untuk mewujudkan Telkom
Goal 3010 yaitu membukukan kapitalisasi pasar sebesar US$ 30 di tahun 2010 maka
pendekatan ini biasa dijadikan salah satu pedoman dalam mewujudkan tujuan
tersebut.
3. Elly Lestari (2008) meneliti tentang
“Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Terhadap Return Saham”. Hasil penelitian ini menunjukkan metode penilaian
kinerja EVA dan MVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh belum umumnya penggunaan metode EVA
dan MVA bila dibandingkan dengan metode berbasis laporan akuntansi seperti ROA
(Return On Asset) dan ROE (Return On Equity).
4. A. Sakir (2009) meneliti tentang
“Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Perusahaan yang
Terdaftarr di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa EVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai saham di
Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indondesia (BEI). Hal ini didukung
oleh t-statistik > t-tabel koefisien korelasi 0,649 dan koefisien
determinasi sekitar 0,421.
2.7 Kerangka
Konseptual
1. Economic Value Added (EVA)
S.David Young dan Stephen F. O’Byrne
(2001:17) mendefinisikan EVA sebagai berikut: “EVA didasarkan pada gagasan
keuntungan ekonomis (residual income) yang menyatakan bahwa kekayaan hanya
diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal”.
EVA dapat dinyatakan sebagai perhitungan profitabilitas suatu operasi
perusahaan yang tidak hanya mengurangkan biaya operasi dari pendapatan yang ada
namun juga mengurangkan biaya modal yang terkait dengan operasi tersebut
terhadap total pendapatan.
Young O’Byrne (2001:17) berpendapat
bahwa EVA merupakan selisih antara NOPAT dengan biaya modal atau EVA merupakan
selisih antara pengembalian aktiva bersih dengan biaya modal yang dikalikan
dengan modal yang diinvestasikan, sehingga dapat dirumuskan bahwa EVA adalah:
Berdasarkan
rumus yang telah dikemukakan sebelumnya kita dapat melihat bahwa EVA akan dapat
meningkat, dan nilai dapat tercipta ketika sebuah perusahaan dapat mencapai hal
berikut ini:
a.
Peningkatan pengembalian atas modal yang
ada jika RONA meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap.
b.
Peningkatan RONA lebih besar dari pada
WACC (RONA>WACC)
c. Pengurangan
biaya modal.
2. Market Value Added (MVA)
Young
O’Byrne (2001:26) menyatakan bahwa Market
Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk
ekuitas dan utang ) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan.
Market
Value Added = nilai pasar-modal yang diinvestasikan
MVA = (nilai pasar dari ekuitas + nilai
pasar dari utang + bunga minoritas – (modal yang diinvestasikan).
Rumus yang telah dikemukakan sebelumnya
dapat memperlihatkan bahwa nilai MVA akan bernilai positif jika nilai pasar
kebih besar dari pada modal yang diinvestasikan. MVA dengan kata lain akan
bernilai positif jika kapitalisasi pasar lebih besar dibandingkan modal yang
diinvestasikan.
Halo,
BalasHapusNama saya ROBBI dari Cirebon Jawa Barat Indonesia, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Alicia Radu karena membantu saya mendapatkan pinjaman yang baik setelah saya banyak menderita di tangan para pemberi pinjaman online palsu yang menipu saya untuk mendapatkan uang tanpa menawarkan saya pinjaman, saya Saya memerlukan pinjaman selama 3 tahun terakhir untuk memulai bisnis saya sendiri di kota Cirebon tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di Turki yang telah menipu saya dan tidak menawarkan saya pinjaman. dan saya sangat Frustrasted karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di Turki, karena saya berutang kepada bank saya dan teman-teman saya dan saya tidak punya seorangpun untuk menjalankan, sampai suatu hari setia bahwa seorang teman saya bernama Siti Aminah setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Bunda Alicia Radu, jadi saya harus menghubungi Siti Aminah dan dia mengatakan kepada saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi Bunda Alicia Radu bahwa dia adalah ibu yang baik dan saya harus mengumpulkan keberanian dan saya menghubungi Bunda Alicia Radu dan saya terkejut dengan pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 3 jam pinjaman saya dipindahkan ke akun saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah keajaiban dan saya harus bersaksi tentang pekerjaan baik Bunda Alicia Radu
jadi saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi email Ibu Alicia Radu: (aliciaradu260@gmail.com) dan saya meyakinkan Anda bahwa Anda akan bersaksi seperti yang telah saya lakukan dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang Bunda Alicia Radu email saya : (robbi5868@gmail.com) dan Anda masih dapat menghubungi Siti Aminah yang memperkenalkan saya kepada ibu Alicia Radu melalui email: (sitiaminah6749@gmail.com)
semoga Tuhan terus memberkati dan mencintai ibu Alicia Radu untuk mengubah kehidupan finansial saya